Film Lafran Pane Memberikan Kesan dan History yang Mendalam Bagi Kader-kader HMI

KILASRIAU.com  - Mengenang salah satu sosok yang memberikan kontribusi nyata bagi pemuda dan seluruh Indonesia khususnya di kalangan mahasiswa.

Dimana pencetus organisasi islam tertua yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan oleh Lafran Pane saat telah di Film kan dan ditayangkan serentak melalui layar bioskop Indonesia pada 26 Juni 2024.

Sinema ini menampilkan biopik dari Lafran Pane yang merupakan pendiri organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). KIsahnya disampaikan semenjak Lafran masih kecil hingga mendirikan HMI di Yogyakarta,Dalam film ini, Lafran diceritakan perjalanan hidupnya saat berada di  sipirok Tapanuli, Jakarta, dan Yogyakarta.

Lafran Pane dikenal sebagai pemrakarsa pendirian HMI pada 5 Februari 1947. Pria kelahiran PAdang Sidempuan pada 5 Februari 1922 tersebut merasakan perubahan sikap banyak mahasiswa Islam di Yogyakarta, saat kuliah di Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia/UII).

Mereka condong ke arah sekuler dan masyumi sehingga hatinya tergerak untuk mendirikan HMI sebagai wadah perjuangan mahasiswa Islam. Seluruh jalan ceritanya dapat dinikmati melalui tayangan berdurasi 1 jam 29 menit
Film Lafran dibintangi oleh berbagai artis Indonesia ternama. Sosok Lafran Pane diperankan oleh Dimas Anggara. Pemain lain yang mendukung penokohan. juga artis artis ternama di tanah air.

Film Lafran menceritakan kehidupan Lafran Pane dari semenjak kecil sampai menjadi aktivis. Ia menjalani masa kecil dengan cara hidup keras. Namun, Lafran adalah pribadi sedikit nakal saat kecil nya manun iya  cerdas.

Lafran mengenyam pendidikan dengan berpindah-pindah ke berbagai sekolah. Ia pun tumbuh menjadi sosok pemberontak. Saking kerasnya kehidupan yang dijalaninya, ia sempat menjadi petarung jalanan. Hal ini berbeda dengan kedua kakaknya yang lebih disiplin dalam urusan pendidikan. Mereka adalah Sanusi Pane dan Armijn Pane yang merupakan pujang. Keduanya lalu mendorong Lafran agar semua emosi yang dimiliki bisa disalurkan dalam wujud karya.

Lafran perlahan berubah. Namun, jiwanya yang pemberontak tidak bisa lepas begitu saja. Ia sempat merasakan jeruji besi penjara lantaran ditahan tentara Jepang setelah membela para peternak sapi. Ayahnya pun harus membebaskannya dengan menebus memakai bus Sibual-buali. Suatu hari, Lafran meneruskan pendidikan di Yogyakarta. Di sinilah Lafran menemukan kenyataan bahwa kaum muslim terdidik mulai mengikuti gaya pemikiran sekuler dan tidak lagi mengindahkan peribadatan pada Tuhan.

Lafran lalu mendirikan organisasi yang diberinya nama HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). HMI mewadahi mahasiswa muslim agar tetap berjuang melalui bingkai KE ISLAMAN DAN KE BANGGASAAN sekaligus. Organisasi ini tidak berkecimpung dalam politik. Dalam berjuang lewat HMI, Lafran mendapatkan dukungan penuh dari kekasihnya yang bernama Dewi. Sampai akhirnya, kepemimpinan HMI mesti berganti ke generasi penerus. HMI lantas dipimpin mahasiswa yang bukan berasal dari Sekolah Tinggi Islam (STI) dan Syafaat Muntadja dari UGM diminta meneruskan sehingga HMI menjadi organisasi yang berkembang begitu pesat dan kongres ke VIII lafran sempat di usir oleh panitia kongres pada saat itu  ayah handa lafran merasakaan kebahagiaan yang begitu mendalam karna melihat begitu berkembang nya HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM.**






Tulis Komentar