Makan Sedulang, Tradisi Lestari di Acara Gawai dan Pernikahan di Sedanau Natuna

Kilasriau.com - Makan sedulang, sebuah tradisi budaya yang sudah turun-temurun, kembali menghiasi acara gawai dan pernikahan Dina Maryana dengan Raja Khaidir di Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepri, pada Rabu (22/01/2025) malam.
Tradisi ini mengajak para tamu dan keluarga untuk berkumpul dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan dengan berbagi hidangan dalam satu dulang/talam.
Acara makan sedulang ini dilaksanakan pada setiap perayaan gawai dan pernikahan di Sedanau sebagai bentuk ungkapan syukur serta mempererat hubungan antar sesama warga. Dalam acara ini, dulang yang berisi berbagai makanan khas dihidangkan di tengah para tamu, mereka menyantap makanan bersama menggunakan tangan, mencerminkan nilai kebersamaan yang kental dalam budaya masyarakat setempat.
"Tradisi makan sedulang simbol keharmonisan, kebersamaan antara kedua mempelai dan keluarga besar mereka dengan masyarakat," kata Syamsiah, salah seorang warga Sedanau yang makan sedulang dalam acara tersebut, Rabu 22 Januari 2025 malam.
Tambah teman disampingnya, makan sedulang juga melambangkan hubungan erat antar keluarga pengantin dan masyarakat.
"Tradisi ini tidak hanya sekedar makan bersama, tetapi juga memperkuat tali silaturahmi serta kekompakan antar keluarga pengantin dan masyarakat. Kami tetap menjaga tradisi ini agar tetap lestari," ujarnya.
Acara gawai yang diselenggarakan di Sedanau ini dihadiri oleh ratusan warga setempat, serta tamu dari luar daerah. Selain makan sedulang, perayaan ini juga dimeriahkan dengan berbagai rangkaian adat, seperti cicah inai, yang semakin memperkuat suasana kebersamaan.
Pernikahan yang lebih dikenal dengan sebutan gawai ini oleh masyarakat Sedanau juga menjadi momen penting bagi keluarga pengantin untuk menunjukkan rasa syukur atas pernikahan dan kehidupan baru yang akan dijalani anak-anak mereka.
Seluruh warga, tanpa memandang status sosial, berpartisipasi dalam tradisi makan sedulang, yang juga berfungsi sebagai simbol persatuan dan keharmonisan masyarakat Sedanau.
Dengan semakin berkembangnya waktu, masyarakat Sedanau tetap menjaga tradisi ini sebagai bagian penting dalam kehidupan sosial mereka. Makan sedulang bukan hanya sebagai ajang makan bersama, tetapi lebih dari itu, sebagai wujud pelestarian budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang masih hidup hingga saat ini.
Melalui acara ini, masyarakat Sedanau berharap agar tradisi makan sedulang tetap dikenang dan dilestarikan oleh generasi mendatang, serta menjadi daya tarik budaya yang menggambarkan kekayaan adat di Kabupaten Natuna.
Tulis Komentar